Abstak
Formaldehid merupakan senyawa yang sering sebagai bahan utama dalam pembuatan melamin formaldehid, urea formaldehid, fenol formaldehid, dan trioxine. Selain itu, formaldehid juga digunakan dalam pembuatan bahan kimia antara lain sintesa 1,4-butandiol, trimetilol propane dan neopthil glikol yang digunakan dalam pembuatan produk plastic polyurethane dan polyester, synthetic resin counting, dan synthetic lubricating oils. Formaldehid juga digunakan secara langsung tetapi dalam jumlah kecil, misalnya sebagai bahan pengawet dan desinfektan. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar dan kapasitas pabrik yang didirikan, maka dirancang pabrik formaldehid dengan kapasitas 50.000 ton/tahun. Pada beberapa pertimbangan, dengan memperhatikan aspek ketersediaannya bahan baku, kebijakana pemerintah, kondisi geografis dan sarana transportasi, maka lokasi pabrik yang cukup strategis adalah di daerah Kawasan Industri Bontang, Kalimantan Timur.
Proses pembuatan formaldehid terdiri dari 4 tahap proses, tahap persiapan bahan baku, tahap reaksi, tahap absorbsi (pemisahan dan pemurnian) dan tahap penanganan produk. Pada tahap persiapan bahan baku metanol cair diuapkan terlebih dahulu di vaporizer, kemudian aliran metanol gas dan aliran udara yang telah dipanaskan dicampurkan di jet mixer, aliran campuran kemudian diumpankan ke heater sebelum diumpankan ke reaktor. Pada tahap reaksi, terjadi dua reaksi secara bertahap di reaktor fixed bed multitube berkatalis perak, reaksi pertama oksidasi metanol menjadi formaldehid dan air dan reaksi kedua dehidrogenasi metanol menjadi formaldehid dan hidrogen. Reaksi secara keseluruhan berjalan secara eksotermis, sehingga diperlukan pendingin disetiap hasil keluaran bed. Pada tahap absorpsi, hasil dari reaktor
diumpankan ke absorber dengan air sebagai pelarut, sehingga dihasilkan formaldehid dengan komposisi 37% formaldehid, 62,5% air, dan 0,5% metanol. Produk kemudian di simpan di tangki produk.
Unit utilitas pada pabrik ini berupa unit penyedia dan pengolahan air dengan kebutuhan sebesar 298,2984 m3/hari, steam dengan kebutuhan sebesar 3390,9528 kg/jam dan listrik kebutuhan 939,0905 kW dan kebutuhan bahan bakar sebesar 642,5825 liter/jam.
Pendirian pabrik asam sulfat ini menggunakan modal tetap Rp 3.439.765.063.042 dan modal kerja yang dibutuhkan sebesar Rp 1.581.493.006.536. Berdasarkan analisa ekonomi didapatkan ROI sebelum pajak sebesar 74,318% dan setelah pajak sebesar 32,7%, POT sebelum pajak sebesar 1,33 tahun dan setelah pajak sebesar 2,97 tahun, BEP sebesar 23,3% dan SDP sebesar 11,96%.