ABSTRAK

Cedera mata yang sering dialami oleh operator las adalah gangguan akut yaitu photokeratokonjungtivitis (welder‟s flash). Cedera ini disertai dengan keluhan-keluhan yang dirasakan seperti mata terasa berpasir, fotopobia, sakit, berair terus-menerus, penglihatan berkurang, mata terasa gatal, kelopak mata bengkak dan mata merah. Gangguan ini pada operator las biasanya disebabkan oleh radiasi sinar UV yang berasal dari peralatan las dan matahari ketika mengelas di tempat terbuka. Jenis sinar UV yang memajan operator las adalah UVA dan UVB dengan panjang gelombang 290-380 nm.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Besar sampel sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dan data di analisis menggunakan Chi Square Test dan Fisher’s Exact Test dengan taraf signifikansi adalah 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas radiasi sinar UV (p value = 0,320), masa kerja (p value = 1,000) dan lokasi pengelasan (p value = 0,487) dan ada hubungan yang bermakna antara lama paparan (p value = 0,043) dan penggunaan APD (p value = 0,009) dengan keluhan photokeratokonjungtivitis pada operator las di bengkel las Kecamatan Samarinda Utara.
Operator las disarankan tidak melakukan pengelasan di tempat terbuka atau tidak mengarah (membelakangi) pada sinar matahari yang datang, menggunakan alat pelindung diri saat mengelas atau melihat pengelasan orang lain dari jarak dekat, memeriksakan alat pelindung diri apakah mengalami kerusakan atau tidak dan lebih penting adalah mengganti alat pelindung diri yaitu kacamata hitam biasa dengan alat pelindung diri yang berstandard yaitu face shield atau googles.


Kata Kunci : Photokeratokonjungtivitis, radiasi sinar UV, lama paparan,
masa kerja, penggunaan APD, lokasi pengelasan
Kepustakaan : 36 (1998 - 2015)