Detail Cantuman Kembali

PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI TEGAKAN TERHADAP KERAPATAN INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK SARANG ORANGUTAN DI HUTAN SUNGAI TAWAN, TAMAN NASIONAL KUTA

ABSTRAK

MUHAMMAD SUGIHONO HANGGITO. Pengaruh Struktur dan Komposisi Tegakan Terhadap Kerapatan Individu dan Karakteristik Sarang Orangutan di Hutan Sungai Tawan, Taman Nasional Kutai (dibimbing oleh Dr. Yaya Rayadin dan Ir. Albert Lastor Manurung, M.For) Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang berada di luar Afrika yaitu hanya hidup pada areal hutan di pulau Sumatera dan pulau Borneo saja. Adanya fenomena kerusakan hutan oleh aktifitas manusia seperti; eksploitasi kayu, transmigrasi, konversi lahan untuk kegiatan pertanian, perkebunan maupun pertambangan yang mana hutan merupakan habitat dari orangutan (Rijksen dan Meijaard, 1999). Taman Nasional Kutai (TNK) adalah salah satu kawasan konservasi di Kalimantan Timur yang juga merupakan habitat asli orangutan. Selain adanya perambahan dan pembalakan liar oleh masyarakat, kebakaran pada tahun 1982 dan 1997 juga membuat sebagian besar areal hutan di TNK merupakan tegakan dengan ciri vegetasi sekunder (Anonim 1 , 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan struktur komposisi tegakan terhadap sebaran/kerapatan individu orangutan dan juga perilaku bersarang orangutan dengan melakukan inventarisasi dan identifikasi karakteristik sarang orangutan pada areal hutan sekunder di TNK.

Penelitian ini dilakukan di areal hutan sekitar sungai Tawan TNK yang merupakan salah satu areal hutan TNK yang memiliki ciri vegetasi sekunder. Pada hutan sungai Tawan, dilakukan kegiatan inventarisasi dan identifikasi untuk sarang yang ditemukan pada 6 transek survei yang telah dibangun dengan total panjang 5.500 meter. Parameter yang diamati adalah jenis pohon sarang, posisi sarang, jumlah sarang per pohon, tinggi sarang dan diameter setinggi dada (DSD) pohon sarang. Selain itu juga dibangun plot pengamatan vegetasi dengan ukuran 20 x 100 meter (luas = 0,2 ha) pada masing-masing transek untuk mengetahui kondisi struktur dan komposisi tegakannya. Untuk mengetahui pengaruh struktur dan komposisi tegakan terhadap kerapatan individu dan karakteristik sarang orangutan maka diambil data pembanding yaitu hasil penelitian Rayadin (2013) di kawasan hutan Zona Inti TNK dengan ciri vegetasi primer.

Berdasarkan kajian struktur dan komposisi tegakan pada hutan sungai Tawan diperoleh nilai kerapatan pohon sebesar 297 pohon/ha dan nilai luas bidang dasar sebesar 18,09 m²/ha dengan jenis dominan Mahang (Macaranga gigantea, NPJ = 64,05%) sedangkan hasil penelitian Rayadin (2013), hutan Zona Inti TNK didominasi oleh jenis Ulin (Eusideroxylon zwageri, NPJ = 34,59%) dengan nilai kerapatan pohon sebesar 387 pohon/ha dan nilai luas bidang dasar sebesar 25,37 m²/ha.

Dari hasil perhitungan kerapatan individu orangutan, estimasi kerapatan orangutan pada sungai Tawan relatif lebih kecil (D OU = 0,64 individu/km²) dibandingkan dengan Zona Inti TNK (D OU = 1,56 individu/km²). Hal tersebut diduga karena adanya perbedaan kualitas habitat yang ditunjukkan dengan berbedanya kondisi struktur dan komposisi tegakan pada kedua lokasi penelitian. Selain itu juga hutan sungai Tawan merupakan salah satu areal hutan di zona rehabilitasi yang rawan akan aktifitas seperti perambahan, pembalakan liar (illegal logging) dan perburuan sehingga diduga orangutan lebih banyak bergerak dan hidup pada areal hutan yang lebih aman dari aktifitas manusia.

Dari hasil identifikasi sarang hutan sungai Tawan menunjukkan adanya kecenderungan perilaku bersarang yang sama antara orangutan hutan sungai Tawan dengan orangutan yang hidup di areal hutan Zona Inti TNK. Hal tersebut diekspresikan dengan hasil analisis data sarang yaitu pohon sarang dominan di hutan sungai Tawan adalah dari jenis Eusideroxylon zwageri (hutan sungai Tawan = 40,68%, Zona Inti = 31,39%), 64,41% sarang (38/59 sarang) berada pada posisi cabang utama (Zona Inti = 47,59%, 188/395 sarang) dan 88,46% pohon sarang (46/52 pohon sarang) hanya terdapat satu sarang saja pada setiap pohonnya (Zona Inti = 70,83%, 187/264 pohon sarang).

Dari hasil analisis varians (ANOVA) ketinggian sarang dari permukaan tanah menunjukkan bahwa p-Value (0,33) lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketinggian sarang di hutan sungai Tawan dengan Zona Inti TNK. Hal di atas dikarenakan meskipun banyak pohon dengan tinggi total > 40 meter, banyak sarang yang ditemukan di hutan sungai Tawan dan juga Zona Inti TNK berada pada ketinggian 10 hingga 30 meter dari permukaan tanah. Berbeda dengan tinggi sarang, untuk diameter setinggi dada (DSD)
diperoleh p-Value (0,03) lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa DSD pohon
sarang pada kedua lokasi penelitian memiliki perbedaan yang signifikan dengan
tingkat kepercayaan 95%. Hal tersebut dikarenakan besar batang pohon mengekspresikan kekuatan batang dan percabangannya sehingga orangutan menggunakan pohon besar pada habitatnya untuk menopang bobot/berat tubuhnya ketika beristirahat dan tidur pada malam hari.

Ketersediaan

LOADING LIST...

Detail Information

Judul PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI TEGAKAN TERHADAP KERAPATAN INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK SARANG ORANGUTAN DI HUTAN SUNGAI TAWAN, TAMAN NASIONAL KUTA
Pengarang UHAMMAD SUGIHONO HANGGITO - Personal Name
No. Panggil
Subyek
Bahasa Indonesia
Tempat Terbit Universitas Mulawarman
Tahun Terbit 2014
Penerbit Fakultas Kehutanan
Jurusan
Lampiran Berkas
LOADING LIST...

Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnya  
UPT. PERPUSTAKAAN UNMUL

DIGITAL LIBRARY


Jl. Kuaro Gunung Kelua