ABSTRAK

Wulan Anggraeni, NIM. 05.50163.07612.02, judul skripsi Peran Uni Eropa Dalam Penyelesaian Sengketa Gas Alam Antara Rusia Dan Ukraina Tahun 2008-2009, di bawah bimbingan Yuniarti, S.IP, M.Si selaku Pembimbing I dan Frentika Wahyu, S.IP selaku Pembimbing II, program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Uni Eropa dalam penyelesaian sengketa gas alam antara Rusia dan Ukraina tahun 2008 – 2009. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif, yaitu menggambarkan bagaimana peran Uni Eropa dalam penyelesaian sengketa gas alam antara Rusia dan Ukraina tahun 2008 – 2009. Data yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa data diperoleh melalui telaah pustaka dari buku, jurnal, laporan, media massa, internet, serta sumber-sumber yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis yaitu dengan menganalisa sumber-sumber tertulis untuk menjelaskan dan mendeskripsikan fenomena yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uni Eropa telah berperan dalam penyelesaian sengketa gas alam antara Rusia dan Ukraina tahun 2008-2009 sebagai Instrumen (alat/sarana) untuk mencapai kesepakatan. Peran ini dilaksanakan lewat prakarsa dan partisipasi Uni Eropa dalam perjanjian monitoring mission yang berhasil dicapai secara trilateral antara Uni Eropa, Rusia, dan Ukraina pada tanggal 12 Januari 2009, serta sebagai pelaku (aktor), yang autonomous dan bertindak dalam kapasitasnya sendiri sebagai organisasi. Peran ini dilaksanakan lewat bentuk mediasi Uni Eropa yang telah bertindak memberikan jasa baik, sumber data, persuasi, serta enunsiasi dalam upayanya menyelesaikan sengketa ini. Terdapat beberapa hambatan bagi Uni Eropa dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai mediator mengingat keengganan Rusia menerima mediasi dari pihak ketiga, kesulitan ekonomi yang melanda Ukraina
serta kealpaannya menjalankan kewajiban pada berbagai kesepakatan yang telah dihasilkan, serta substansi masalah mengenai sengketa dagang dan status kedua pihak yang bersengketa yakni bukan sebagai negara anggota membuat Uni Eropa tidak dapat mendudukan kedua belah pihak secara bersama dalam mencari penyelesaian sengketa.