Digitalisasi dalam pendidikan memiliki tujuan meningkatkan efektivitas dalam pendidikan yang dinamis. Hal tersebut sejalan dengan salah satu intervensi sekolah penggerak yaitu digitalisasi sekolah. Program sekolah penggerak telah dilakukan selama empat tahun yang merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia. Sejak dilakukan implementasi digitalisasi sekolah, data kualitas pembelajaran dalam rapor pendidikan sekolah penggerak mendapat label “sedang” dengan rata-rata nilai capaian 58,02. Terdapat pula penurunan kualitas pembelajaran yang terjadi sejak tahun 2023 secara general di satuan sekolah dasar, yang dapat dilihat dalam rapor pendidikan Kota Samarinda tahun 2024. Maka diperlukan evaluasi programintervensi digitalisasi sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah evaluasi program menggunakan model CIPP. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 10 sekolah penggerak angkatan pertama. Partisipan yang bersedia dalam penelitian ini adalah 7 sekolah dengan informan yang terdiri dari 7 kepala sekolah, 7 guru kelas rendah dan 14 guru
kelas atas. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa program berjalan sudah sesuai dengan target pemerintah namun masih terdapat beberapa kendala. Seperti pengadaan sarana dan prasaran yang belum lengkap dan beberapa pendidik memiliki kompetensi yang kurang terkait digital.