Daun rambai (Sonneratia caseolaris) merupakan salah satu jenis bagian tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan antioksidan. Secara empiris, daun rambai juga telah digunakan sebagai obat luka di kalangan masyarakat. Namun, belum terdapat penelitian terkait metabolit sekunder yang terkandung dalam infusa daun rambai serta pengaruh infusa daun rambai terhadap luka insisi secara in vivo. Luka insisi pada kulit dapat disebabkan oleh suatu benda tajam seperti kaca, pisau, dan silet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada pada daun rambai dan pengaruh pemberian infusa terhadap penyembuhan luka insisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan post-test only control group design. Hasil data yang diperoleh yaitu berupa data metabolit sekunder dan karakteristik makroskopik luka (eritema, edema, waktu penyembuhan luka) dari setiap kelompok perlakuan. Diperoleh rata-rata waktu penyembuhan luka yaitu pada (kontrol normal 10,3 hari), (kontrol positif 8 hari), (kontrol negatif 11,3 hari), (kelompok uji 1 selama 9,3 hari), (kelompok uji 2 selama 7,3 hari) dan (kelompok uji 3 selama 8,3 hari). Hasil ini menunjukkan infusa daun rambai mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin serta infusa daun rambai dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan konsentrasi terbaik yaitu konsentrasi 10% dibandingkan kelompok uji lain.