Malaria merupakan penyakit yang muncul dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang rentan disebarkan melalui vektor hewan. Di kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2024 tercatat 212 kasus tertinggi di Puskesmas Sotek. Kelurahan Sotek merupakan daerah bagi para pekerja di sektor kehutanan dan perkebunan, seperti perambah hutan, sehingga mereka memiliki tingkat keterpaparan terhadap gigitan nyamuk pada malam hari sesuai dengan aktivitas perambah hutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikaan Gambaran karakteristik dan faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit malaria pada perambah hutan di wilayah kerja Puskesmas Sotek Penajam Paser Utara. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner secara langsung dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa responden yang menderita malaria sebagian besar berusia 17 - 40 yaitu 48 responden (69%), alamat asal non kaltim yaitu 41 responden (59%) dan alamat domisili non sotek yaitu 47 responden (67%). Didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kasa nyamuk pada ventilasi dengan penyakit malaria (p = 0,232), penggunaan kelambu (p = 0,089), serta penggunaan obat anti nyamuk (p = 0,055). Sebaliknya, terdapat hubungan bermakna secara statistik antara kebiasaan keluar pada malam hari dengan penyakit malaria (p = 0,001). Kebiasaan diluar rumah pada malam memiliki hubungan signifikan terhadap penyakit malaria pada perambah hutan, sementara faktor risiko lainnya memerlukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar. Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan agar perambah hutan selalu menggunakan perlindungan terhadap nyamuk agar tidak terpapar malaria.