Magdalena Anggun, Pemetaan konflik dan mekanisme konflik terkait lahan masyarakat di Puandana Desa Kayu Batu Kecamatan Muara Muntai dibawah bimbingan Dr. Muhammad Arifin, M. Hum selaku dosen pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk memahami mekanisme penyelesaian konflik lahan serta faktor-faktor yang menyebabkan konflik lahan di Puandana, Desa Kayu Batu, Kecamatan Muara Muntai. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan pendekatan yang menggambarkan dan menganalisis data berdasarkan pengalaman narasumber yang terlibat dalam konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik lahan di Puandana telah berlangsung sejak tahun 1973 dan masih belum menemukan penyelesaian hingga saat ini. Konflik ini terjadi akibat klaim kepemilikan lahan yang melibatkan aktor-aktor dengan hubungan kekerabatan. Perubahan sosial juga terjadi seiring masuknya perusahaan kelapa sawit pada tahun 2007, yang mengubah perspektif masyarakat terhadap kepemilikan lahan sebagai simbol status sosial dan sumber ekonomi. Mekanisme penyelesaian konflik dilakukan melalui berbagai cara, seperti mediasi oleh pemerintah desa dan ketua RT, negosiasi antaraktor, serta arbitrase dengan melibatkan tokoh masyarakat. Namun, beberapa kasus tetap berlanjut karena kurangnya kesepakatan dan kepastian hukum. Faktor utama yang menyebabkan konflik adalah ketidakjelasan batas kepemilikan, ketidaksesuaian data administrasi lahan, dan kepentingan ekonomi yang meningkat. Kesimpulannya, penyelesaian konflik lahan di Puandana masih memerlukan reformasi sistem hukum agraria yang lebih transparan dan kuat. Sistem sertifikasi lahan yang lebih jelas dapat menjadi solusi dalam mengurangi konflik serupa di masa depan.