Prevalensi diabetes melitus tipe 2 (DMT2) yang tinggi di puskesmas Pasundan Samarinda sejalan dengan meningkatnya penggunaan antidiabetik oral. Angka prevalensi yang tinggi mendorong dunia medis melakukan intervensi secara rasional, pengobatan yang tidak rasional dapat meningkatkan biaya pengobatan serta menyebabkan tidak optimalnya pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antidiabetik oral terhadap kadar glukosa darah pasien DMT2. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dan didapat 80 pasien di puskesmas pasundan samarinda pada periode waktu Agustus 2023 – Juli 2024. Hasil penelitian mengenai karakteristik pasien DMT2 secara umum paling banyak terjadi pada perempuan dengan jumlah pasien sebanyak 49 orang (61,3%) dalam rentang usia 56 – 65 tahun yang termasuk kategori lansia akhir dengan jumlah pasien sebanyak 34 orang (42,5%), IMT gemuk sebanyak 41 orang (51,25%), komorbid terbanyak diderita pasien adalah hipertensi sebanyak 54 orang (67,5%), komplikasi terbanyak diderita sebanyak 25 orang (31,25%) dan pekerjaan pasien terbanyak yaitu IRT dengan jumlah pasien sebanyak 43 orang (53,8%). Untuk hasil gambaran penggunaan antidiabetik oral yang paling sering diberikan adalah kombinasi metformin dan glimepiride sebanyak 46 pasien (57,5%). Penilaian rasionalitas penggunaan antidiabetik oral menunjukkan tepat indikasi (100%), tepat obat (95%), tepat dosis (100%), dan tepat pasien (100%). Rata-rata kadar GDP pasien mengalami tren positif yaitu terdapat penurunan pada tiap bulannya, dari 151 mg/dL pada Mei menjadi 143 mg/dL pada Juni, dan 134 mg/dL pada Juli. Hasil analisis statistik uji chi square hubungan rasionalitas penggunaan antidiabetik oral terhadap kadar glukosa darah pasien menunjukkan nilai 0,035 (p