Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi produktivitas tenaga kerja, terutama di sektor kehutanan yang memiliki tingkat risiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kelelahan kerja serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan pada pekerja di Taman Nasional Kutai, termasuk umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja, waktu tidur, dan lingkungan kerja (indoor/outdoor). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang mencakup 30 pertanyaan terkait pelemahan aktivitas, motivasi, dan gambaran kelelahan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 pekerja, 54,84% berada pada kategori kelelahan sedang, sementara 45,16% lainnya mengalami kelelahan rendah. Tidak ada pekerja yang ditemukan dalam kategori kelelahan tinggi atau sangat tinggi, yang menunjukkan pengelolaan beban kerja yang relatif baik. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, dan masa kerja tidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kelelahan kerja (p-value >0,05). Namun, distribusi tingkat kelelahan sedang lebih dominan pada pekerja usia 26-45 tahun, yang diduga terkait dengan tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar. Temuan ini menekankan pentingnya strategi pencegahan, seperti optimalisasi jadwal kerja dan pengelolaan waktu istirahat, untuk mengurangi risiko kelelahan kerja. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengelolaan sumber daya manusia di sektor kehutanan dan mendukung keberlanjutan pelestarian lingkungan.