Pembakaran limbah cangkang dan serat kelapa sawit untuk bahan bakar boiler menghasilkan limbah berupa abu dasar (bottom ash) yang memiliki kandungan silika. Limbah ini belum termanfaatkan dengan baik dan hanya dibuang ke lahan kosong yang menyebabkan resiko lingkungan dan kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisis dan mutu batako akibat adanya substitusi Bottom Ash terhadap pasir dengan perbandingan campuran semen dan pasir sebesar 1 : 15 sesuai dengan perbandingan campuran yang digunakan pada salah satu tempat produksi batako di Kecamatan Samboja. Benda uji yang digunakan pada pembubatan sampel batako menggunakan cetakan batako berukuran 34x9x12 cm dengan variasi substitusi Bottom Ash sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari kebutuhan pasir. Pengujian meliputi hasil pengujian kuat tekan dan penyerapan air. Hasil nilai kuat tekan rata-rata 1,35 kg/cm2 untuk batako tanpa substitusi Bottom Ash, sedangkan untuk kadar 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% diperoleh hasil kuat tekan rata-rata berturut-turut sebesar 1,46 kg/cm2, 1,91 kg/cm2, 3,26 kg/cm2, 2,13 kg/cm2 dan 1,35 kg/cm2. Dari hasil pengujian bahwa adanya substitusi Bottom Ash pada batako, terjadi penurunan dan peningkatan kuat tekan rata-rata batako. Peningkatan kuat tekan rata-rata terjadi pada substitusi Bottom Ash 5%, 10% dan 15% kemudian mengalami penurunan kuat tekan rata-rata pada substitusi Bottom Ash 20% dan 25%. Kuat tekan rata-rata tertinggi terjadi pada substitusi Bottom Ash 15%. Hasil penyerapan rata-rata 19,94%untuk batako tanpa substitusi Bottom Ash, sedangkan untuk kadar 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% diperoleh hasil berturut-turut sebesar 27,53%, 33,91%, 38,52%, 44,06%, dan 49,47%. Dari hasil pengujian penyerapan air,seiring meningkatnya kadar Bottom Ash kelapa sawit pada batako maka semakin besar nilai penyerapan air pada batako.