ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BIOSKOP XXI DI SAMARINDA MENGGUNAKAN METODE HISTOGRAM DAN PARETO
Peneltian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan pada sektor jasa hiburan, yaitu bioskop, yang mana di era majunya teknologi digital masyarakat dimudahkan dengan adanya beberapa aplikasi streaming untuk film, sehingga popularitas bioskop bisa terancam, hal ini juga diperparah dengan persepsi pelanggan terhadap beberapa pelayanan yang disediakan di dalam bioskop kurang sesuai ekspektasi (kurang berkualitas), salah satunya pada harga makanan dan minuman. Penelitian berlokasi di Samarinda dengan 4 bioskop yang menjadi objek penelitian, yaitu ; SCP XXI, Big Mall XXI, Samarinda Square XXI, dan City Centrum XXI. Permasalahan berfokus pada beberapa pelayanan yang kualitasnya ditentukan berdasarkan sisi pelanggan atau konsumen. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif, dengan sumber data yaitu data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dan kuisioner terhadap responden. Sebelum data diolah ke dalam model servqual, data perlu diuji validitas dan realibilitasnya, agar data tersebut bisa relevan serta tidak berubah (jangka panjang) di lapangan. Metode yang akan digunakan mencakup Servqual, Histogram, dan Pareto, yang mana masing-masing metode memiliki tujuan tertentu dalam kegunaannya. Servqual digunakan untuk mengolah data dari kuisioner dan menentukan nilai gap pada tiap pertanyaan tentang pelayanan, Histogram digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi data pada masing-masing pelayanan, agar dapat diketahui besar kecilnya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan tersebut, sedangkan Pareto akan berfokus pada tingkat nilai gap dari yang terbesar hingga terkecil, sehingga peneliti dapat mengetahui permasalahan mana yang perlu diprioritaskan. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis Servqual, secara keseluruhan ke empat bioskop memiliki nilai gap yang negatif, hanya satu pelayanan saja yang memiliki nilai gap positif, yaitu pada SCP XXI di pelayanan nomor 5 tentang kebijakan pembelian dan pembatalan harga tiket, dengan nilai gap sebesar 0.5. Pada Histogram, data menunjukkan bahwa persentase terbesar terdapat pada pelayanan nomor 6 tentang kebijakan harga makanan dan minuman, di ke empat bioskop tersebut, dengan persentase sebesar 18%. Pada analisis pareto, ditunjukkan frekuensi data yang terbesar adalah pelayanan nomor 6 dengan persentase 18%, sehingga permasalahan yang akan diprioritaskan adalah pelayanan nomor 6 tentang kebijakan harga makanan dan minuman, yang dianggap oleh pelanggan terlalu mahal bahkan melebihi dari harga tiket.
Ketersediaan
Detail Information
Judul | ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BIOSKOP XXI DI SAMARINDA MENGGUNAKAN METODE HISTOGRAM DAN PARETO |
---|---|
Pengarang | MUHAMMAD AQMAL MADANI - Personal Name |
No. Panggil | SKRIPSI MUH a 2025 |
Subyek | SERVQUAL pareto HIstogram Bioskop |
Bahasa | Indonesia |
Tempat Terbit | Universitas Mulawarman |
Tahun Terbit | 2025 |
Penerbit | Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Jurusan | Manajemen |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
DIGITAL LIBRARY