ARIMA merupakan salah satu model analisis dan prediksi data time series. Metode ini menggunakan nilai di masa lalu sebagai variabel dependen dan variabel independen diabaikan. Tingginya risiko penularan dan insidensi DBD di Kota Balikpapan, ditambah dengan curah hujan yang cukup tinggi menjadi wilayah yang relevan sebagai lokasi penelitian prediksi insidensi kasus DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi kasus DBD untuk 24 bulan ke depan dengan model ARIMA dan ARIMAX untuk curah hujan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari tahun 2015-2024. Data dianalisis menggunakan software R-Studio. Hasil menunjukkan prediksi kasus dengan model (3,0,2) dengan nilai MAPE 33,1% dan ARIMAX dengan nilai MAPE 31,3%. Hasil prediksi menunjukkan jumlah kasus DBD mengalami tren penurunan. Berdasarkan wilayah kecamatan didapatkan hasil akurasi prediksi buruk di kecamatan Balikpapan Utara (MAPE= 56%), Balikpapan Barat (MAPE= 62,2%), Balikpapan Tengah (MAPE= 66%), Balikpapan Timur (68,1%), Balikpapan Kota (MAPE= 74%), dan Balikpapan Selatan (74,6%). Hasil menunjukkan bahwa model ARIMAX lebih akurat dibandingkan dengan model ARIMA, dengan MAPE yang lebih rendah. Hasil prediksi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pencegahan dan pengendalian yang efektif. Dengan adanya sistem peringatan dini, pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kenaikan kasus, terutama pada musim hujan.