Bahan kimia memiliki berbagai risiko, baik ke manusia maupun ke lingkungan kerja. Risiko tersebut dapat berupa penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Banyaknya bahan kimia dengan risiko yang tinggi membuat manajemen pengendalian bahaya kimia perlu dilakukan. Studi mengenai manajemen pengendalian belum pernah dilakukan dan studi ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, hazard communication¸ standar operasional prosedur, dan pengawasan dengan manajemen pengendalian bahaya kimia di Laboratorium PT. X Kota Balikpapan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif metode deskriptif menggunakan studi cross sectional dengan total sampel sebanyak 35 orang. Uji yang digunakan ialah uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengendalian bahaya kimia di Laboratorium PT. X Kota Balikpapan 100% dalam kategori baik. Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan antara manajemen pengendalian bahaya kimia dengan pengetahuan (p-value = 0.033, korelasi 0.361, hazard communication (p-value = 0.001, korelasi 0.535), standar operasional prosedur (p-value = 0.049, korelasi 0.336), dan pengawasan (p-value = 0.001, korelasi 0.336). Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat hubungan antara pengetahuan, hazard communication¸ standar operasional prosedur, dan pengawasan dengan manajemen pengendalian bahaya kimia dan memiliki nilai korelasi positif guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Saran yang diberikan yaitu laboratorium perlu mempertahankan manajemen pengendalian bahaya kimia yang telah diterapkan sambil terus meningkatkannya melalui need assessment pekerja berkoordinasi dengan HSSE. Sosialisasi dan pelatihan terkait SOP dan hazard communication harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja. Selain itu, pengawasan oleh laboratorium dan HSSE diperlukan untuk mencegah perilaku serta lingkungan kerja yang tidak aman.