Pekerja Bongkar Muat memiliki risiko bahaya yang cukup tinggi dalam aktivitas pengangkutan atau bongkar muat kapal. PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Kepelabuhan, yang mana perusahaan ini menyediakan berbagai jasa layanan bisnis seperti angkutan penumpang, layanan petikemas, layanan non petikemas, logistik, hinterland, marine dan equipment. Dalam proses kegiatan bongkar muat kapal di PT. X memiliki banyak risiko bahaya yang akan timbul, salah satunya adalah kecelakaan kerja akibat adanya perilaku tidak aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan pengawasan dengan perilaku kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di PT. X Kota Balikpapan.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional, dengan menggunakan alat ukur kuesioner dan menggunakan uji statistik korelasi pearson dengan sampel yang digunakan sebanyak 79 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79 Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di PT. X Kota Balikpapan sebagian besar memiliki perilaku K3 tidak aman sebanyak 45 responden (57,0%) dan sebanyak 34 responden (43,0%) memiliki perilaku aman. Ada hubungan antara sikap (p = 0,006) dan pengawasan (p = 0,000) dengan perilaku K3 Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Sementara itu, pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan perilaku K3 (p = 0,785). Disarankan pada PT. X untuk pendekatan yang komprehensif dengan melakukan penambahan SDM pada pengawas yang konsisten merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan perilaku K3 yang aman pada TKBM secara efektif untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, pengawasan pada TKBM. Selain itu juga perlu mengimplementasikan sistem penghargaan (reward) bagi pekerja yang konsisten menunjukkan perilaku K3 aman yang mana sebagai strategi untuk memperkuat budaya keselamatan di lingkungan kerja TKBM dan melakukan pelatihan secara berkala pada pekerja mengenai perilaku K3.