Budaya literasi merupakan salah satu faktor krusial dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam mengelola dan mengembangkan program literasi agar dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan budaya literasi di Sekolah Dasar Negeri 019 dan 020 Tanjung Redeb. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode fenomenologi, yang memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap pengalaman kepala sekolah dalam membangun budaya literasi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Informan utama terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa di kedua sekolah tersebut. Teknik analisis data mengacu pada model interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah di SD Negeri 019 lebih menitikberatkan optimalisasi perpustakaan sebagai pusat literasi, dengan membentuk tim pengelola perpustakaan dan menerapkan sistem peminjaman buku yang lebih sistematis. Sementara itu, SD Negeri 020 lebih mengedepankan pembiasaan membaca dalam aktivitas harian, seperti program Jumat Literasi dan membaca pagi. Kedua sekolah menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan partisipatif, di mana kepala sekolah tidak hanya bertindak sebagai administrator, tetapi juga sebagai fasilitator yang mendorong keterlibatan guru, siswa, dan orang tua dalam program literasi. Tantangan utama dalam penerapan budaya literasi meliputi rendahnya minat baca siswa, keterbatasan tenaga pengelola perpustakaan, serta minimnya dukungan orang tua dalam mendampingi anak membaca di rumah. Untuk mengatasi hambatan ini, kepala sekolah menerapkan berbagai strategi, seperti meningkatkan keterlibatan guru dalam pengelolaan literasi, menjalin kerja sama dengan komunitas literasi, serta memanfaatkan teknologi digital dalam program literasi sekolah. Penelitian ini menegaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang adaptif dan inovatif berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan budaya literasi di sekolah dasar. Implikasi dari penelitian ini menekankan bahwa penguatan kepemimpinan literasi, peningkatan fasilitas, serta kolaborasi dengan komunitas menjadi faktor utama dalam keberhasilan program literasi di sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah lain dalam mengembangkan program literasi yang lebih efektif dan berkelanjutan.