Evaluasi kinerja guru berbasis teknologi, seperti e-Kinerja Platform Merdeka Mengajar (PMM), menjadi solusi modern dalam mengukur dan meningkatkan kinerja pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses e-kinerja PMM, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan e-kinerja serta solusi yang diterapkan pihak sekolah pada pelaksanaan E-Kinerja dalam peningkatkan etos kerja guru SMA Negeri di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis hasil e-kinerja PMM dalam peningkatan etos kerja guru. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 7 Berau, teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil bidang kurikulum serta guru di sekolah tersebut. Sedangkan analisis data menggunakan model interaktif Milles dan Huberman dengan 3 kegiatan, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis data berupaya untuk mencari hubungan antara e-kinerja PMM dengan peningkatan etos kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pengisian ekinerja PMM ternyata dapat meningkatkan etos kerja guru dalam 6 aspek etos kerja yakni komitmen terhadap profesi, disiplin dan tanggung jawab, kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, semangat dan motivasi dalam mengajar, profesionalisme dalam bekerja, dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Begitu pula pada faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan e-kinerja memiliki hubungan dengan peningkat etos kerja 6 aspek tersebut. Sedangan pada solusi yang diterapkan pihak sekolah pada pelaksaan e-kinerja juga dapat meningkatkan etos kerja pada 6 aspek tersebut. Penelitian ini menegaskan bahwa e-Kinerja PMM memiliki potensi dalam meningkatkan etos kerja guru, tetapi implementasinya masih memerlukan beberapa perbaikan seperti ketersediaan jaringan internet yang stabil, pasokan listrik yang memadai dan pelatihan intensif bagi guru yang kurang terampil dalam teknologi. Implikasi penelitian ini secara teoritis memberikan wawasan akademik mengenai evaluasi kinerja berbasis digital, khususnya dalam konteks pendidikan. Secara praktis bagi guru dapat mengetahui kekuatan serta aspek yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dan bagi kepala sekolah akan memudahkannya melakukan supervisi dan evaluasi kinerja guru. Sedangkan secara kebijakan, pemerintah perlu memperkuat infrastruktur jaringan dan pasokan listrik