Scientific Reasoning adalah faktor penting dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam sains. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi tingkat kemampuan scientific reasoning dan 2) perbedaan antara indikator kemampuan scientific reasoning siswa laki-laki dan siswa perempuan siswa SMP di Samarinda pada Materi Perubahan Iklim. Kemampuan scientific reasoning merupakan salah satu aspek berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam memahami dan memecahkan masalah ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui tes berupa soal pilihan ganda dengan alasan berjumlah 11 soal yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 86 siswa dari 3 SMP di Samarinda. Instrumen yang digunakan berupa tes scientific reasoning yang terdiri dari 6 indikator yaitu, indikator penalaran konservasi, penalaran korelasi, pengontrol variabel, penalaran probabilistik, penalaran proporsional, dan hipotesis deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kemampuan scientific reasoning siswa SMP di Samarinda rata-rata sebesar 45,63, berada dalam tahap transisi antara operasi konkret dan formal. Setiap indikator berada pada kategori yang berbeda yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil tertinggi pada indikator penalaran konservasi (65,33) menunjukkan bahwa siswa cukup mempertahankan pengetahuan mereka, meskipun tampilan objek berubah. Hasil terendah pada penalaran hipotesis deduktif (35,08) menunjukkan siswa kurang dapat membuat kesimpulan pada suatu masalah. 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam kemampuan scientific reasoning terkait materi perubahan iklim pada seluruh SMP di Samarinda. Penelitian ini memberikan rekomendasi metode pembelajaran inovatif yang memfasilitasi tahap transisi dari operasi konkret ke formal seperti penggunaan simulasi dan model, serta pengembangan kemampuan berpikir ilmiah, analitis, dan logis.