Sumber daya air menggenggam peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia sebagai sumber pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Kebutuhan air bersih di Rumah Dinas Pertamina Sanggata Field sebagian besar menggunakan sumber air bersih dari Water Treatment plant (WTP) yang dikelola oleh Pertamina EP Sangatta Field. Meskipun wilayah Sangatta tidak mengalami musim kemarau yang berkepanjangan, fluktuasi curah hujan tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Solusi terbaik adalah dengan mengimplementasikan pemanenan air hujan sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan cadangan air, terutama dalam menghadapi periode kemarau atau ketika distribusi air dari WTP mengalami gangguan dan kebocoran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan air di Rumah Dinas Pertamina Sangatta Field dan mengetahui potensi air hujan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kawasan Rumah Dinas Pertamina. Selain itu, penelitian ini juga merencanakan pemanenan air hujan di Rumah Dinas Pertamina Sangatta Field berdasarkan tipe rumah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, dilakukan observasi lapangan yang berlokasi di Rumah Dinas Pertamina Sangatta Field. Adapun pengumpulan data primer yaitu berupa wawancara, pengambilan sampel air hujan, dan pengujian kualitas air hujan. Sedangkan data sekunder yang diperlukan berupa data jumlah penggunaan air bersih di wilayah Rumah Dinas Pertamina berupa jumlah orang dan jumlah KK, data curah hujan wilayah Sangatta Selatan selama 5 tahun, data peta denah lokasi Rumah Dinas Pertamina. Dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih dengan menganalisis kebutuhan air bersih sektor domestik dan sektor non domestik. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa potensi air hujan untuk satu kawasan wilayah Rumah Dinas Pertamina dengan menganalisis data curah hujan dan menganalisis luas atap tangkapan air hujan. Setelah itu, dilakukan perencanaan pemanenan air hujan tiap tipe rumah di Rumah Dinas Pertamina. Didapatkan perhitungan kebutuhan air bersih yaitu 19.508 liter/hari dan untuk total kebocoran air didapat nilai 5.874 liter/hari, dan untuk rata-rata nilai kebutuhan air harian didapat 25.454 liter/hari atau 763,62 m3 /bulan. Didapatkan hasil volume supply terbesar pada tipe 8 rumah dengan luas atap 363,8 m2 dengan volume supply 39,29 m3 /bulan untuk satu kawasan dan volume supply untuk per rumahnya yaitu 157,16 m3 /bulan. Berdasarkan hasil hitungan yang didapatkan total kapasitas yang terkumpul yaitu mencapai 1763, 65 m3 /bulan, sedangkan kebutuhan harian hanya 763,62 m3 /bulan, dan dengan kapasitas ini, air hujan dapat memenuhi kebutuhan air dan menjadi solusi berkelanjutan.