Secara empiris, minyak ular sanca kembang (Malayopython reticulatus) digunakan oleh Masyarakat Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kalimantan Timur untuk mengobati bengkak dan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, aktivitas antiinflamasi, dan analgesik dari minyak ular sanca kembang. Metode yang digunakan dalam menentukan karakteristik fisik adalah uji organoleptik, bobot jenis, viskositas, pH, dan indeks bias. Pengujian antiinflamasi dan analgesik digunakan tikus putih galur wistar dan mencit galur balb/c sebagai hewan uji dan dibagi kedalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, dan 3 kelompok uji, masing-masing dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Metode yang digunakan adalah paw edema yang diinduksi karagenan 1% dan metode hot plate. Hasil yang didapatkan adalah minyak ular berwarna kuning-orange, berbau khas, terasa hambar, memiliki bobot jenis 0,870 g/mL, viskositas 2,2 dPa.s, pH 4,1, dan indeks bias 1,463. Terdapat 5 senyawa yang dilaporkan memiliki peran sebagai antiinflamasi dan analgesik adalah asam linoleat, asam palmitoleat, asam petroselinat, asam oleat, dan asam (z)-11-eikosenoat. Persen rata – rata edema dari jam 1 hingga jam ke-7 yang terbentuk akibat induksi karagenan pada kelompok uji konsentrasi 5% sebesar 33,19%, konsentrasi 10% sebesar 43,07%, dan konsentrasi 15% sebesar 25,41%. Persen rata-rata peningkatan waktu bertahan dari 30 hingga 180 menit pada kelompok uji konsentrasi 5% sebesar 4,44%, konsentrasi 10% sebesar 3,87%, dan konsentrasi 15% sebesar 3,11%. Hasil uji one way ANOVA dari data aktivitas antiinflamasi dan analgesik menunjukkan nilai sig