Waduk Benanga, yang dibangun sejak 1977 di hulu Sungai Karang Mumus, Samarinda, Kalimantan Timur, memiliki luas 250 ha. Berfungsi sebagai pengendali banjir, penyedia air bersih, dan irigasi pertanian, waduk ini menawarkan lingkungan yang ideal bagi perkembangan ikan. Saat ini, banyak nelayan di Kelurahan Lempake yang memanfaatkan waduk ini, yang berperan penting dalam ekonomi lokal. Namun, nelayan di sekitar waduk menghadapi berbagai tantangan, kemarau panjang yang berkepanjangan menyebabkan penurunan kualitas air dan berkurangnya populasi ikan, sementara aktivitas tambang ilegal yang mencemari air dan merusak habitat ikan. Terlepas dari tantangan tersebut, nelayan di sekitar waduk berperan penting dalam menyediakan ikan untuk konsumsi lokal dan regional serta mendukung pendapatan rumah tangga. Kegiatan penangkapan ikan di waduk mirip dengan perairan lainnya, namun jenis alat tangkap yang digunakan lebih terbatas dibandingkan dengan yang digunakan di sungai atau laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi ekonomi dan penangkapan serta fishing ground nelayan gill net di Waduk Benanga. Sampel diambil 13 orang nelayan gill net menggunakan metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya nelayan sebesar Rp. 1.975.789,51 per bulan, sementara penerimaan mereka sebesar Rp. 4.269.230,77 per bulan, pendapatan bersih nelayan per bulan sebesar Rp. 2.293.441,26 dan RCR sebesar 2,16 yang dimana usaha penangkapan ikan tersebut layak untuk dilanjutkan.