ABSTRAK
DODY KURNIAWAN, 03.38665.05063.02, PERKEMBANGAN
DEMOKRASI DI THAILAND PASCA KUDETA MILITER (PERIODE
TAHUN 2006-2009), dibawah bimbingan Drs. Muhammad Noor, M.Si selaku
pembimbing I dan Sonny Sudiar, S.IP selaku pembimbing II, Program Studi
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman, 2009.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perkembangan
demokrasi Thailand pasca kudeta militer yang terjadi pada tahun 2006.
Terulangnya kembali peristiwa kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand telah
membuat negeri ini kembali dipertanyakan kekuatan demokrasinya. Selama 14
tahun sejak usaha keduta terakhir yang terjadi tahun 1992, Thailand berhasil
menjalankan sistem demokrasi dengan baik. Namun, adanya persoalan
ketidakpuasaan atas kinerja pemerintah yang saat itu dibawah kepemimpinan PM
Thaksin Shinawatra, memaksa militer yang akhirnya harus bertindak untuk
menjatuhkan kekuasaan PM Thaksin.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik karena dalam tulisan ini,
penulis melukiskan dan menjelaskan fenomena yang sedang terjadi serta
menganalisis aktor yang berperan dalam masalah tersebut. Untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penulisan ini maka penulis melakukan dengan teknik
telaah pustaka (library research) yaitu menelaah sejumlah literatur yang
berhubungan dengan masalah ini dan melalui buku-buku serta data-data online
(internet) yang tingkat validasinya dapat di pertanggungjawabkan. Jenis data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
buku yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Dan teknik analisis dalam
tulisan ini bersifat content analysis yaitu menganalisa sumber-sumber tertulis
karena menggunakan beberapa konsep untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
fenomena yang terjadi.
Dengan menggunakan beberapa tolak ukur sebagai penilaian terhadap
perkembangan demokrasi di Thailand, maka hasil dari penelitian menggambarkan
bahwa Thailand saat ini dapat kembali memulihkan demokrasinya. Nilai
demokrasi di Thailand telah dapat diterapkan kembali, namun yang menjadi
hambatan yaitu perbedaan kelompok yang mengutamakan kepentingannya
sendiri-sendiri membuat negeri ini masih selalu berada dalam kekacauan
khususnya dalam hal politik. Terlalu seringnya terjadi pergantian kekuasaan
perdana menteri dan banyak munculnya aksi demo menentang pemerintahan yang
berkuasa membuat kondisi politik Thailand menjadi belum benar-benar stabil.