AR Bakery adalah sebuah UMKM di Kota Samarinda yang bergerak dalam produksi roti. Selama tahun 2022 hingga 2023, produksi roti AR Bakery seringkali tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran dan evaluasi produktivitas untuk mengetahui pencapaian UMKM dan merencanakan perbaikan. Penelitian ini menggunakan model pengukuran Objective Matrix (OMAX), yang menggabungkan beberapa indikator dalam sebuah matriks, dengan masing-masing indikator memiliki bobot sesuai tingkat kepentingannya. Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan bobot indikator dalam OMAX. Setelah perhitungan, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas diidentifikasi menggunakan diagram fishbone. Hasil fishbone dijadikan acuan untuk rekomendasi perbaikan. Dalam diskusi dengan perusahaan, ditemukan 9 indikator yang digunakan dalam penelitian. Indikator 1 merupakan perbandingan antara total output dengan penggunaan tepung, indikator 2 merupakan perbandingan total output dengan penggunaan gula, indikator 3 merupakan perbandingan total output dengan penggunaan mentega, indikator 4 merupakan perbandingan antara total output dengan penggunaan jam kerja, indikator 5 merupakan perbandingan total output dengan penggunaan LPG, indikator 6 merupakan perbandingan jumlah output cacat dengan total output, indikator 7 merupakan perbandingan total output dengan penggunaan jam mesin, indikator 8 merupakan perbandingan kuantitas produks aktual dengan kuantitas produksi rencana, indikator 9 merupakan perbandingan total output dengan penggunaan oven. Hasil perhitungan OMAX menunjukkan bahwa produktivitas AR Bakery pada tahun 2022 hingga 2023 fluktuatif. Peningkatan tertinggi terjadi pada Desember 2022 sebesar 160%, dan penurunan tertinggi pada Januari 2023 sebesar -67%. Dari tabel OMAX didapat bahwa indikator 4 dan indikator 8 paling banyak memiliki skor 0. Analisis fishbone mengidentifikasi faktor-faktor seperti fermentasi adonan yang terlalu lama, kurangnya ketelitian pekerja, dan selisih berat pada roti. Rekomendasi perbaikan meliputi pembuatan alat proofer roti, penempelan daftar bahan-bahan di ruang produksi, dan penggunaan timbangan digital untuk menghindari perbedaan berat pada roti.