Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah yang cukup serius bagi suatu perusahaan di dunia, khususnya di Indonesia akibat timbulnya kerugian kerugian yang disebabkan. Kerugian yang dimaksud meliputi kerusakan material dan menimbulkan korban jiwa, sektor pertambangan batubara adalah salah satu industri dari sekian banyak industri yang memiliki tingkat bahaya dan risiko paling tinggi terjadinya kasus kecelakaan kerja, risiko kecelakaan kerja dapat dicegah dengan selalu patuh menggunakan APD dan mematuhi SOP yang berlaku.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik, kepatuhan penggunaan APD, dan kepatuhan terhadap SOP dengan tingkat keparahan kecelakaan kerja pada operator dump truck Departemen Bintang Mining Operation Division PT. Kaltim Prima Coal. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner secara langsung dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Data dianalisis menggunakan uji Chi – Square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil statistik yang mengalami beban kerja fisik sebanyak 55 responden (79%) mengalami beban kerja sedang, 51 responden (73%) memiliki tingkat kepatuhan sedang penggunaan APD, sebanyak 60 responden (86%) memiliki tingkat kepatuhan sedang terhadap SOP, dan sebanyak 55 responden (79%) mengkategorikan 10 bahaya kedalam kelompok prioritas risiko signifikan. Hubungan beban kerja fisik dengan tingkat risiko keparahan kecelakaan kerja ditemukan nilai p value = 0.53, hubungan kepatuhan penggunaan APD dengan tingkat risiko keparahan kecelakaan kerja ditemukan nilai p value = 0.05, dan hubungan kepatuhan SOP dengan tingkat risiko kecelakaan kerja ditemukan nilai p value = 0.001. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja fisik dengan tingkat risiko keparahan kecelakaan kerja dan ada hubungan antara kepatuhan penggunaan APD dan SOP dengan tingkat risiko keparahan kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan agar pekerja selalu melaporkan setiap potensi bahaya atau ketidaksesuaian SOP agar suatu tindakan korektif dapat segera diambil