Produksi pupuk setiap tahun oleh PT Pupuk Kalimantan Timur, kebijakan subsidi pupuk dan sistem distribusi dapat mempengaruhi ketersediaan pupuk bagi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan jumlah produksi pupuk di PT Pupuk Kalimantan Timur dan jumlah pupuk yang didistribusikan, mengidentifikasi sistem pendistribusian pupuk bersubsidi yang diterapkan oleh perusahaan, serta menganalisis efektivitas distribusi pupuk bersubsidi di Kota Bontang.Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bontang pada bulan April hingga September 2024. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan survei dengan pendekatan purposive sampling. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada divisi distribusi PT Pupuk Kalimantan Timur, distributor pupuk resmi dan 10 petani yang tergabung dalam kelompok tani Sabar Menanti. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan PT Pupuk Kalimantan Timur tahun 20192023, yang mencakup data produksi dan penyaluran pupuk, serta informasi mengenai lembaga penyalur yang terlibat. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menilai efektivitas distribusi berdasarkan 6 Tepat (Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Harga, Tepat Jenis, Tepat Mutu, dan Tepat Waktu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan produksi pupuk urea sebesar 3,65% dan pupuk NPK sebesar 22,80%. Sedangkan pada sektor subsidi pupuk Urea sebesar 15,68% dan pupuk NPK sebesar 0,15%. Sistem distribusi pupuk bersubsidi yang diterapkan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur telah disesuaikan dengan ketentuan pemerintah melalui koordinasi antara produsen, distributor, dan pengecer. Sistem ini juga mengacu pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) untuk memastikan distribusi sesuai regulasi dan kebutuhan daerah. Efektivitas distribusi di Kota Bontang dinilai masih tidak efektif dengan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 56,6%. Mekanisme distribusi tidak memenuhi indikator tepat jumlah, tepat jenis, dan tepat waktu, dengan keterlambatan distribusi menjadi keluhan utama petani. Sebaliknya, indikator tepat tempat, harga, dan mutu berjalan dengan baik. Temuan ini menunjukkan bahwa perbaikan dalam mekanisme distribusi, terutama terkait ketepatan waktu, sangat diperlukan agar pupuk bersubsidi tersedia saat musim tanam tiba. Rekomendasi dari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyempurnakan sistem distribusi guna meningkatkan kesejahteraan petani.