Olefin ringan merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur kimia berikatan rangkap yang umumnya terdiri atas etilena (C2H4) dan propilena (C3H6). Etilena dan propilena merupakan jenis bahan kimia yang tergolong sebagai bahan antara dari banyak produk kimia. Kebutuhan etilena dan propilena di Indonesia terpenuhi dengan mengandalkan impor dan nilai impor relatif memiliki nilai yang tinggi. Perancangan pabrik olefin ringan dengan kapasitas 130.000 ton/tahun dirancang untuk membantu memenuhi kebutuhan olefin ringan di Indonesia. Proses pembuatan olefin ringan dapat dilakukan dengan menggunakan proses MTO (Methanol to Olefin) dengan katalis SAPO-34 karena memiliki nilai Yield olefin ringan yang cukup tinggi serta produk samping berupa air dengan minimnya emisi karbon yang dihasilkan. Tahapan proses dimulai dengan pemanasan awal bahan baku hingga mencapai temperatur 350°C sebelum memasuki reaktor. Reaksi yang berlangsung di dalam reaktor bersifat eksotermik dengan menggunakan katalis SAPO-34. Produk keluaran dari reaktor akan dipisahkan dengan menggunakan separator untuk memisahkan air dengan komponen lain. Setelah itu, produk akan dikompresi secara bertahap untuk meningkatkan tekanan aliran menjadi 27,83 bar sebelum memasuki menara distilasi. Hasil pemurnian produk kemudian disimpan pada tangki penyimpanan. Pabrik yang akan didirikan memiliki kebutuhan air sebesar 604.518,9883 kg/jam. Kebutuhan listrik pada pabrik sebesar 10.343,8876 kWh dan untuk kebutuhan pendinginan, digunakan refrigerant sebanyak 89.448 kg/jam. Pabrik akan direncanakan untuk di bangun pada tanah dengan luas 37.769,81 m2. Bentuk perusahaan yaitu Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 168 orang. Berdasarkan analisa ekonomi, diperoleh nilai Rate of Return (ROR) sebesar 49,726%; Interest Rate of Return (IRR) sebesar 33,1244%; Waktu Pay Out Time (POT) selama 1,57 tahun dari awal pabrik beroperasi secara komersial.