Daun jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan tanaman perdu yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan penyedap dan memiliki nilai ekonomis tambahan karena mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, serta minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai antibakteri, antioksidan, antijamur, pengawet alami, aromaterapi, dan antifeedant, sehingga berperan dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Pendapatan usahatani merupakan indikator penting dalam menilai kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani daun jeruk purut serta mengidentifikasi pengaruh luas lahan, biaya produksi, jumlah tanaman, dan harga jual terhadap pendapatan petani. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada Juni–Agustus 2024, di Desa Purwajaya dengan menggunakan metode survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada petani responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata petani responden mencapai Rp65.709.226 per tahun. Variabel luas lahan, jumlah tanaman, dan harga jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usahatani, yang berarti semakin luas lahan, semakin banyak jumlah tanaman yang ditanam, serta semakin tinggi harga jual, maka pendapatan petani meningkat. Sebaliknya, biaya produksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan, yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi biaya yang dikeluarkan, semakin rendah pendapatan yang diperoleh.