R I N G K A S A N
DESI EKA NOVIANTI, 2009 “Peranan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Panti Sosial Bina Remaja Samarinda Dalam Usaha Membina Anak Putus
Sekolah”. Program Studi Ilmu Sosiatri Jurusan Sosiologi, skripsi S1 Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Polotik Universitas Mulawarman, dibawah bimbingan Bapak
Dr. H. Sutadji, Drs. MM dan Bapak Drs.Muhammad Arifin, M.Hum
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peranan Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja Samarinda dalam usaha
Membina anak putus sekolah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif kualitatif, pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara langsung
dengan informan dan key informan di lokasi penelitian. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, display data (penyajian data)
dan verifikasi (penarikan kesimpulan).
Latar belakang penulis mengambil judul tersebut karena Berdasarkan data
yang ada di Kalimantan Timur banyaknya anak yang putus sekolah dikhawatirkan
mereka ini akan terjerumus pada kenakalan remaja, oleh karena itu Dinas Sosial
Provinsi Kaltim memiliki program melalui UPTD Panti Sosial Bina Remaja
Samarinda untuk membina anak-anak yang putus sekolah yang mengalami
masalah sosial ekonomi dengan memberikan pembinaan mental sosial dan latihan
keterampilan sehingga mereka memiliki kemampuan dapat memanfaatkan atau
mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk mendapatkan sumber nafkah
atau mata pencaharian.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa UPTD Panti Sosial Bina Remaja
Samarinda membina anak putus sekolah diawali dengan proses seleksi,
memberikan pengasramaan bagi anak asuh, pengasuhan, pembinaan fisik mental
dan sosial serta memberikan keterampilan sampai pada praktek kerja lapangan dan
pemberiaan peralatan kerja kepada mereka agar dapat memanfaatkan sebagai
bekal hidup di tengah masyarakat sebagai anak yang produktif.
Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa UPTD. Panti Sosial Bina
Remaja Samarinda mempunyai peranan yang baik dan terarah sesuai dengan yang
diharapkan oleh pemerintah untuk membina anak-anak yang putus sekolah dengan
memberikan berbagai jenis kegiatan untuk menghindarkan dari timbulnya sikap
dan tingkah laku menyimpang dengan kegiatan yang positif dari nilai-nilai sosial
sehingga memiliki bekal dengan mengikuti pembinaan ini, tetapi ada sedikit
kendala yang dihadapi oleh UPTD. Panti Sosial Bina Remaja Samarinda yaitu
proses seleksi yang kurang selektif, peralatan yang kurang memadai,pengasuh
yang tidak ada pada sebagian asrama, dan tidak ada pembinaan lanjut yang
dilakukan oleh pihak UPTD. Panti Sosial Bina Remaja Samarinda, hanya sebatas
memberikan bekal dari hasil pembinaan yang diikuti. Peneliti menyarankan agar
kedepan hendaklah UPTD. Panti Sosial Bina Remaja Samarinda dapat
meningkatkan pensosialisasian agar sasaran yang diharapkan dapat terpenuhi,
menambah tenaga pengasuh, serta mengoptimalkan fasilitas keterampilan agar
usaha pembinan anak putus sekolah dapat berjalan lebih baik lagi.