Dimethyl Phthalate (DMP) merupakan bahan merupakan bahan untuk industri polimer. Di Indonesia tidak ada pabrik yang memproduksi DMP. Sehingga pabrik yang membutuhkan DMP harus mengimpor dari Negara lain. Agar dapat memenuhi kebutuhan DMP, maka dirancang pabrik DMP dengan kapasitas 20.000 ton/tahun. Pabrik ini direncanakan berdiri di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2032. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pertimbangan bahan baku, transportasi, tenaga kerja dan ketersediaan sarana pendukung lainnya. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari per tahun dengan waktu shut down 35 hari. Proses pembuatan DMP menggunakan proses esterifikasi katalis asam sulfat. Proses ini dipilih karena dinilai memiliki kelebihan dari segi aspek ekonomi. Tahap pembuatan DMP pada pabrik ini terbagi menjadi lima, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap reaksi menggunakan reaktor pada suhu 130 0 C dan tekanan 12 atm, tahap pemisahan produk samping, tahap pemurnian produk utama dan tahap penanganan produk yang merupakan tahapan akhir dari pembuatan DMP. Untuk pendukung proses terdiri pengadaan air umpan boiler sebesar 218,7229 m /hari, jumlah air pendingin sebesar 29,7005 m 3 /hari dan jumlah air proses sebesar 7,9791 m 3 /hari. Daya pengadaan listrik sebesar 22,9063 kWh. Pabrik juga didukung laboratorium proses untuk menjaga kualitas DMP agar selalu sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Perusahaan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift yang memiliki karyawan berjumlah 126 orang. Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh Pembangunan konstruksi dan instalasi pabrik dilakukan selama dua tahun sehingga pabrik dapat beroperasi mulai tahun 2032. Keuntungan sebelum pajak Rp. 208 miliar/tahun dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 156 miliar/tahun. POT sebelum pajak selama 1,0440 tahun dan POT setelah pajak selama 1,3451 tahun. POS sebelum pajak sebesar 15,16% dan POS sesudah pajak sebesar 11,37%. Break Event Point (BEP) sebesar 48%, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 39%. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 25,36% per tahun. Dari hasil analisa ekonomi di atas dan jika ditunjang dengan perekonomian Indonesia yang stabil, maka pabrik DMP dengan kapasitas 20.000 ton/tahun layak masuk ke tahap perancangan.