Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 3,25% terhadap Produk Domestik Bruto yang mencakup subsektor tanaman pangan yang menghasilkan behan pokok penting seperti beras, gula, dan minyak goreng. Pemerintah merumuskan kebijakan untuk menstabilkan harga dan pasokan melalui inisiatif seperti Toko Siap Jaga Harga dan Pasokan (Sigap) di Pasar Segiri yang menyediakan bahan pokok penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan harga bahan pokok penting dan perkembangan inflasi serta menganalisis pengaruh harga bahan pokok penting terhadap inflasi di Kota Samarinda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga bulan Desember 2024. Data penelitian adalah data runtun waktu (time series data) bulanan dari bulan April 2022 sampai bulan September 2024 yang diperoleh dari PIHPS Nasional dan BPS Kota Samarinda. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menujukkan harga bahan pokok penting pada komoditas beras berkisar antara Rp12,450/kg-Rp17,300/kg. Harga komoditas gula berkisar antara Rp14,750/kg-Rp18,600/kg. Harga komoditas minyak goreng berkisar antara Rp19,200/L-Rp30,500/kg. Kota Samarinda mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,05%, sedangkan deflasi sebesar -0,2% yang dipengaruhi oleh permintaan musiman menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional dan turunnya permintaan akibat efek dasar dari inflasi rendah pada tahun sebelumnya serta pelaksanaan operasi pasar. Secara keseluruhan harga bapokting yaitu komoditas gula, komoditas minyak goreng, dan keberadaan Toko Sigap Pasar Segiri tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Kota Samarinda. Namun, secara parsial hanya harga komoditas minyak goreng memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi.