Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat Indonesia yang harganya sering mengalami fluktuasi. Sepanjang periode Januari 2021 hingga September 2024 harga beras di Kalimantan Timur terus meningkat sehingga membentuk pola tren. Peramalan data dengan pola tren dapat dilakukan dengan metode Brown’s Weighted Exponential Moving Average (B-WEMA) yang menggunakan parameter pemulusan, pembobot, dan orde pada perhitungannya. Dalam metode ini, pembobot yang lebih besar diberikan pada data terbaru dan orde yang digunakan adalah orde tinggi. Selain itu, penentuan parameter pemulusan yang memberikan nilai akurasi terbaik, biasanya dilakukan dengan metode trial and error. Untuk meningkatkan nilai akurasi pada metode B-WEMA, maka dapat dilakukan optimasi parameter pemulusan dengan menggunakan metode Levenberg-Marquardt. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengaplikasikan metode B-WEMA dengan optimasi Levenberg-Marquardt pada peramalan harga beras di Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pemulusan yang diperoleh dengan metode B-WEMA sebelum dioptimasi sebesar 0,7 dengan nilai akurasi sebesar 0,820%. Setelah dilakukan optimasi, parameter pemulusan optimal yang diperoleh sebesar 0,652 yang menghasilkan nilai akurasi sebesar 0,818%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada nilai akurasinya. Berdasarkan hasil optimasi tersebut, diperoleh hasil peramalan untuk 3 periode ke depan yaitu sebesar Rp16.070 untuk bulan Oktober; Rp16.027 untuk bulan November; dan Rp15.985 untuk bulan Desember.