Penelitian ini dilatarbelakangi keterampilan dasar yang penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan membaca. Hasil observasi SDN 011 Samarinda Kota menunjukkan masih banyak siswa kelas I yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Sekolah selama ini masih menggunakan metode ceramah dan penggunaan media tradisional seperti buku mengeja dan papan tulis. Siswa memerlukan rangsangan visual dan interaktif dalam mengatasi kesulitan membaca, maka dapat menggunakan media pembelajaran Kartu Suku Kata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD menggunakan media Kartu Suku Kata di SDN 011 Samarinda Kota dan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 011 Samarinda Kota. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus atau fenomenologi. Subjek penelitian yang diukur adalah keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I di SDN 011 Samarinda Kota terdiri dari kelas IA berjumlah 23 orang dan kelas IB berjumlah 23 orang. Sedangkan subjek yang diwawancara meliputi guru kelas IA dan kelas IB di SDN 011 Samarinda masingmasing berjumlah 1 orang, siswa kelas IA berjumlah 4 orang dan siswa kelas IB berjumlah 4 orang. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, dokumentasi dan tes. Instrumen penelitian meliputi pedoman wawancara dan tes keterampilan membaca. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berupa Kartu Suku Kata sebagian besar siswa keterampilan membaca permulaan sangat baik sebanyak 28 siswa (60,86%), keterampilan membaca permulaan baik sebanyak 9 siswa (19,56%), dan keterampilan membaca permulaan cukup sebanyak 9 siswa (19,56%). Kendala dalam mengimplementasi media kartu suku kata meliputi siswa menganggap media kartu suku kata sebagai media belajar sambil bermain sehingga anak-anak kurang bisa diam atau ribut dan memakan waktu yang banyak karena anak-anak dipanggil satu-persatu, sebab jika tidak di panggil satu-persatu anak kurang pokus membaca.