Mahasiswa yang mengalami kekerasan dalam pacaran cenderung merasakan berbagai masalah psikologis yang memengaruhi kemampuan adversity quotient dirinya dalam menghadapi peristiwa sulit. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kemampuan adversity quotient adalah dukungan sosial. Adanya dukungan sosial akan mengubah persepsi mahasiswa sebagai korban dalam situasi kekerasan pacaran yang sulit dirinya hadapi dan memungkinkan terjadinya ketidakberdayaan setelah peristiwa KDP yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 111 mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran di Kota Samarinda yang dipilih menggunakan teknik purvosive sampling dengan kriteria responden yaitu dewasa awal berusia 18 hinggan 25 tahun, yang aktif berkuliah dan pernah mengalami tindak kekerasan selama masa pacaran. Metode pengumpulan data menggunakan skala Linkert yang terdiri dari dua skala yaitu skala dukungan sosial dan skala adversity quotient. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji korelasi Pearson Product Moment antara dukungan sosial dan adversity quotient dengan hasil r hitung 0.461 > r tabel 0.352 dan nilai sig 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan sedang dengan arah positif antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan memiliki arti bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran, maka akan semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki oleh mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran, demikian juga sebaliknya.