Pengembangan usaha kecil di bidang perikanan, erat kaitannya dengan penyediaan modal usaha yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usaha. Keadaan Kabupaten Sigi pasca bencana gempa dan likuifaksi, serta covid 19 membuat modal menjadi faktor yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Penyuluh perikanan diharapkan bertindak sebagai perantara atau asisten dan dapat berperan dalam menemukan atau mengidentifikasi sumber pendanaan alternatif selain lembaga keuangan formal atau bank dan memastikan pelaku usaha memiliki akses terhadap sumber-sumber keuangan ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor karakteristik pribadi, lingkungan, kompetensi serta kinerja penyuluh perikanan dalam pengembangan modal usaha kecil dibidang perikanan. Metode analisis yang digunakan yaitu path analysis. Hasil Penelitian menunjukkan Karakteristik pribadi penyuluh secara parsial berpengaruh nyata dan signifikan terhadap tingkat kompetensi dengan nilai t-hitung 1,922, dan terhadap tingkat kinerja dalam pengembangan modal usaha kecil bidang perikanan di Kabupaten Sigi sebesar 2,118 nilai t-hitung. Serta Karakteristik lingkungan penyuluh secara parsial berpengaruh nyata dan signifikan terhadap tingkat kompetensi dengan nilai t-hitung 1,901, dan terhadap tingkat kinerja dalam pengembangan modal usaha kecil bidang perikanan di Kabupaten Sigi sebesar 3,057 nilai t-hitung. Kesimpulan Karakteristik lingkungan berpengaruh besar terhadap tingkat kinerja penyuluh di Kabupaten Sigi. Kolaborasi antara penyuluh perikanan, pemerintah daerah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Melalui kerja sama, penyuluh dapat memperoleh bantuan dalam hal pembiayaan, sarana prasarana, serta sumber daya manusia yang lebih banyak, sehingga dapat mempercepat implementasi program penyuluhan.