Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan pada masyarakat di Indonesia. Di Kalimantan Timur kasus, DBD masih merupakan masalah kesehatan, pada tahun 2023 kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring menjadi yang tertinggi di Kota Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian demam berdarah dengue (DBD) pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Data yang diperoleh dari kuesioner, data puskesmas dan pengamatan lapangan dengan jumlah sampel 194 responden yang terdiri dari 97 kasus dan 97 kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji chisquare (tingkat kemaknaan 95%, α 0,05), analisis multivariat menggunakan regresi logistic. Variabel yang dianalisis meliputi yang dianalisis meliputi densitas jentik, kepadatan hunian, pemakaian kasa pada ventilasi rumah, kebiasaan menggantung pakaian dan perilaku PSN 3M. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara densitas jentik (p=0,000) dan perilaku PSN 3M (p=0,000) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD), sedang kepadatan hunian (p=0,873), penggunaan kasa pada ventilasi rumah (p=0,872) dan kebiasaan menggantung pakaian (p=0,081) tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan uji statistic chi-square. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) adalah variabel perilaku PSN 3M dengan nilai OR = 0,074. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara densitas jentik dan perilaku PSN 3M dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda tahun 2023. Disarankan dilakukan pengendalian dan pemantauan densitas jentik, peningkatan edukasi tentang PSN 3M ke masyarakat.