Kemampuan berpikir kritis bukanlah kemampuan bawaan sejak lahir sehingga kemampuan ini dapat diterapkan dan dilatih melalui proses pembelajaran. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis tinggi. Dalam proses pembelajaran IPA seringkali ditemukan bahwa siswa sulit untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan melatih kemampuan berpikir kritis siswa perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, kendala kemampuan berpikir kritis siswa dan solusi terhadap kendala kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Sungai Kunjang. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III B yang berjumlah 28 siswa pada pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajarn IPA materi energi dan perubahannya kelas III termasuk kategori rendah. Hal ini terlihat dari 28 siswa tergolong dalam kategori sangat rendah berjumlah 2 siswa (6,67%), rendah 7 siswa (23,33%), sedang 12 siswa (40%), tinggi 5 siswa (17,86%) dan sisanya sangat tinggi 2 siswa (7,14%). Hasil tes dari penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas III B masih rendah. Peneliti menyarankan kepada guru agar pada saat mengajar lebih memperhatikan kesulitan siswa dalam materi yang diajarkan, agar siswa tidak mengalami kesulitan yang serius dalam penyelesaian masalah dalam soal pilihan ganda khususnya pada materi energi dan perubahannya.