Amara Ratih Adibny, 2024 Industri amplang berkembang dengan sangat pesat hampir di semua wilayah di Kecamatan Kalimantan Timur. Namun, Sebagian industri amplang yang telah berdiri, belum seluruhnya melaksanakan pengelolaan produk sesuai persyaratan GMP , seperti yang ditemukan pada Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Palaran, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Balikpapan Selatan, dan Kecamatan Bengalon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek ketidaksesuaian yang terjadi selama proses pengelolaan GMP dan memberikan solusi perbaikan atas ketidaksesuian pengelolaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kuantitatif yang di kualitatifkan. Tahapan di dalam penelitian ini terdiri atas studi pustaka, penentuan sampel, survei, observasi lapangan, wawancara, pengolahan dan analisis data. memperoleh nilai persentase ketidaksesuaian yang berbeda-beda sesuai dengan hasil wawancara dan penilaian kuisioner. Hasil analisis aspek ketidaksesuaian pengelolaan GMP pada industri amplang IA1 – IA7 didapatkan 11 ruang lingkup yang belum sesuai dan banyak terjadi hambatan pengelolaan yaitu pada lokasi, bangunan, alat produksi, bahan, proses pengolahan, produk akhir, laboratorium, karyawan, pelabelan, penyimpanan dan transportasi, dan pemeliharaan. Rekomendasi perbaikan atas ketidaksesuaian pengelolaan GMP yang dapat diberikan adalah dengan pemberian jangka waktu pendek digunakan untuk perbaikan pada alat produksi, pemeriksaan pada bahan produksi, pembuatan SOP karyawan, wadah atau tempat penyimpanan dan transportasi, dan pemeliharaan di sekitar lokasi, bangunan, dan ruang produksi pada seluruh industri. Sedangkan pemberian jangka waktu panjang digunakan untuk perbaikan pada lokasi, konstruksi bangunan, pengecekan produk akhir, pemeriksaan laboratorium, dan label kemasan dengan menyesuaikan pedoman GMP dan Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara pencantuman label pada kemasan produk makanan atau minuman.