Selama pandemi COVID-19, pembelajaran di Indonesia mengalami tantangan signifikan karena pembatasan aktivitas tatap muka di sekolah. Hal ini menyebabkan adanya learning loss yaitu penurunan pencapaian belajar siswa akibat ketidakseimbangan metode pembelajaran. Situasi ini mendorong pemerintah menyiapkan Kurikulum merdeka sebagai kurikulum pilihan yang dapat diterapkan satuan pendidikan mulai Tahun Ajaran 2022/2023. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen strategik kepala sekolah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga kendala dalam penerapan Kurikulum Merdeka pada Sekolah Dasar di Kota Samarinda. Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan pendidikan yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran berbasis minat dan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan dilakukan di tiga Sekolah Dasar Negeri di Samarinda, yakni SDN 008 Samarinda Kota, SDN 026 Sungai Kunjang, dan SDN 007 Samarinda Ulu. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah telah melakukan perencanaan strategis dengan melibatkan analisis SWOT, pengembangan visi, misi, dan tujuan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak. Pelaksanaan strategi difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan guru, pengembangan sarana dan prasarana, serta optimalisasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara berkala dengan monitoring hasil implementasi kurikulum, namun masih ditemukan kendala seperti keterbatasan pemahaman guru dan penggunaan teknologi yang belum optimal. Penelitian ini menyarankan agar kepala sekolah meningkatkan pelatihan guru secara berkelanjutan dengan durasi yang lebih lama, memperkuat infrastruktur teknologi, dan melakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk mengatasi kendala yang ada dalam penerapan Kurikulum Merdeka.