ABSTRAK
Ariyadi Saputra Alam, NIM 03.38789.05187.02, judul skripsi
Kebijakan Cina Mendevaluasi Nilai Mata Uang Yuan Dan Pengaruhnya
Terhadap Hubungan Dagang Cina – Amerika (2003-2005), di bawah
bimbingan Drs. DB. Paranoan, MSi, selaku Pembimbing I dan Sonny Sudiar,
S.IP, selaku Pembimbing II, program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak-dampak serta
pengaruh lansung dari dilaksanakannya kebijakan devaluasi mata uang nasional
Cina, Yuan, terhadap hubungan dagang antara Cina dengan Amerika Serikat,
dengan mengambil periode dari kurun tahun 2003 hingga tahun 2005.
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif-eksplanatif, yaitu
menggambarkan dan menjelaskan bagaimana pengaruh dan dampak akibat
pelaksanaan kebijakan devaluasi mata uang nasional Cina, Yuan, terhadap
hubungan dagang antara Cina dengan Amerika Serikat, tahun 2003 hingga tahun
2005. Data yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh melalui telaah pustaka melalui buku-buku, majalah, tulisan
ilmiah, dan akses internet yang dinilai relevan dengan tema yang diangkat dalam
penelitian ini. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah metode analisis
isi (content analysis) yang menjelaskan dan menganalisis data hasil penelitian
yang telah dibaca dan dirangkum dari sumber tertulis yang berhasil diperoleh, dan
kemudian menyajikan hasil dari penelitian tersebut dalam suatu penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberlakuan kebijakan
devaluasi mata uang nasional Cina, Yuan, terhadap hubungan dagang antara Cina
dengan Amerika Serikat, tahun 2003 hingga tahun 2005, adalah cenderung
negatif. Hal ini dilihat dari reaksi keras yang disampaikan oleh Amerika Serikat
melalui pernyataan kenegaraan dan organization conferences yang dilakukan oleh
Amerika Serikat pada beberapa pertemuan negara-negara, seperti melalui forum
G7, IMF, maupun forum internasional lain. Indikator negatif lain ditunjukkan pula
lewat tekanan dari Amerika Serikat, yang menginginkan adanya perubahan
terhadap patokan nilai mata uang Yuan yang mengakibatkan kerugian pada
pendapatan ekonomi Amerika Serikat, dimana komoditi jual produk Amerika
Serikat tertahan dengan laju penjualan produk Cina yang berharga rendah.