Salah satu upaya untuk mengatasi penggunaan kayu yang meningkat setiap tahunnya, yaitu dengan pembuatan papan komposit kayu plastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio partikel kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) dan tongkol jagung (Zea mays L.) sebagai filler dengan biji plastik polipropilena (PP) sebagai matriks, terhadap kualitas sifat fisika dan mekanika papan komposit kayu plastik yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rasio 30% filler : 70% matriks. Perlakuan yang diberikan yaitu rasio partikel kayu sengon (S) dan tongkol jagung (TJ) dengan 5 perlakuan meliputi, P1 (100% S : 0% TJ), P2 (75 S : 25% TJ), P3 (50% S : 50% TJ), P4 (25% S : 75% TJ) dan P5 (0% S : 100% TJ). Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji lanjut Least Significant Difference (LSD) dengan 5 kali ulangan setiap perlakuan. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan rasio partikel kayu sengon dan tongkol jagung memberikan pengaruh signifikan terhadap kadar air dan berpengaruh sangat signifikan terhadap kerapatan, penyerapan air, pengembangan tebal, MoE, MoR dan IBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan terbaik terdapat pada perlakuan P1 (100% S : 0% TJ) dengan nilai kerapatan 0,707 g/cm3, kadar air 2,734%, penyerapan air 13,955%, pengembangan tebal 1,293%, MoE 861,594 N/mm2, MoR 10,025 N/mm2 dan IBS 0,949 N/mm2. Campuran terbaik terdapat pada perlakuan P2 (75% S : 25% TJ) dengan nilai rataan kerapatan 0,695 g/cm3, kadar air 3,038%, penyerapan air 18,529%, pengembangan tebal 1,952%, MoE 831,565 N/mm2, MoR 9,122 N/mm2 dan IBS 0,753 N/mm2. Semakin banyak persentase partikel tongkol jagung nilai sifat fisika dan mekanika papan yang dihasilkan cenderung menurun. Beberapa hasil pengujian sifat fisika dan mekanika seperti kerapatan, MoR dan IBS telah memenuhi standar JIS 5908-2015. Untuk SNI 8154-2015 hanya sifat fisika yang meliputi kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal yang memenuhi standar.