Dismenorea primer merupakan nyeri kram yang berasal dari uterus yang terjadi selama menstruasi tanpa adanya kondisi patologik pelvis yang mendasari. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, 90% wanita menderita dismenorea, dengan 10-16% menderita dismenorea berat. Banyak faktor yang dapat memengaruhi dismenorea, salah satunya adalah gaya hidup yang buruk seperti pola makan tidak sehat dan aktivitas fisik rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan derajat keparahan dismenorea primer pada mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Mulawarman dengan melibatkan 143 mahasiswi. Jenis penelitian ini yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner WaLIDD score, food recall 24 jam, dan International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF). Data diolah dengan analisis univariat dan uji bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 92,3% mahasiswi mengalami dismenorea dengan sebagian besar mengalami dismenorea sedang yaitu sebanyak 45,5%. Sebanyak 95,8% memiliki asupan karbohidrat yang kurang, 42,7% memiliki asupan protein yang kurang, 62,2% memiliki asupan lemak yang kurang dan 51,0% memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah. Hasil uji untuk variabel pola makan kategori karbohidrat didapatkan p-value 1,000, kategori protein didapatkan p-value 0,028, kategori lemak didapatkan p-value 0,201, dan variabel aktivitas fisik didapatkan p-value 0,031. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara asupan protein serta aktivitas fisik terhadap derajat keparahan dismenorea primer, dan tidak terdapat hubungan asupan karbohidrat dan lemak terhadap derajat keparahan dismenorea primer.