Kanker payudara masih menjadi keganasan yang paling banyak terdiagnosis di Indonesia. Pembedahan sebagai tatalaksana utama kanker payudara dapat menimbulkan nyeri neuropati kronis pada dinding dada, aksila, dan lengan atas medial yang diistilahkan sebagai post-mastectomy pain syndrome (PMPS). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa usia dan indeks massa tubuh (IMT) adalah dua faktor prabedah yang pengaruhnya terhadap kejadian PMPS tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan IMT dengan kejadian PMPS pada pasien kanker payudara di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Desain penelitian adalah observasional cross-sectional dan dilakukan di Kemoterapi Center. Penelitian ini melibatkan 32 pasien wanita yang telah menjalani mastektomi dan memenuhi kriteria penelitian secara purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari data primer melalui wawancara menggunakan Pain Detect Questionnaire Indonesia (PDQ-Ina) dan data sekunder yang bersumber dari rekam medik. Uji Fisher digunakan untuk menganalisis hubungan usia dan IMT dengan kejadian PMPS. Kejadian PMPS diidentifikasi pada 34,4% pasien. Seluruh pasien merasakan nyeri intensitas sedang (100%) dan sebagian besar mengalami nyeri yang menjalar, terutama pada aksila dan lengan atas medial ipsilateral (45,5%). Mayoritas pasien mengalami mati rasa (90,9%). Usia memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PMPS (p < 0,001), sedangkan IMT tidak memiliki hubungan yang signifikan (p = 0,397). Insidensi PMPS masih tergolong tinggi pada pasien kanker payudara yang telah menjalani mastektomi. Kejadian PMPS berhubungan dengan usia, tetapi tidak dengan IMT.