Adinda Yulia Pratiwi. Penilaian Gejala Musculoskletal Disorder terhadap Pekerja Kehutanan di PT Balikpapan Wana Lestari (dibawah bimbingan Diah Rakhmah Saridan Heru Herlambang)Kegiatan pengelolaan hutan dikenal memiliki tingkat risiko gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang tinggi terhadap pekerja yang terlibat. Salah satu
gangguan K3 merupakan musculoskeletal disorder (MSDs) yang menyebabkan rasa sakit, mati rasa, nyeri, kaku, kesemutan, bengkak, tremor, gangguan tidur, dan terbakar, membuat seseorang tidak dapat menggerakkan anggota tubuh. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat gejala MSDs dan hubungan beberapa faktor dengan gejala MSDs pada pekerja kehutanan di PT Balikpapan Wana Lestari. Responden penelitian sebanyak 30 populasi meliputi tenaga kerja bidang perencanaan, prosuksi, bina hutan dan umum. Data mengenai usia, jenis kelamin, masa kerja, kondisi kerja, pendidikan terakhir dan bidang pekerjaan serta mengikutipelatihan K3 diperoleh melalui wawancara sedangkan menilai gejala MSDsmenggunakan metode Nordic Body Map. Perhitungan hubungan beberapa faktor dengan gejala MSDs menggunakan rumus spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan pekerja kehutanan PT Balikapan Wana Lestari pada seluruh bidang mengalami gejala dengan bagian tubuh yang sering dikeluhkan pada tubuh bagianpinggang, punggung, bahu dan leher bagian bawah dengan tingkat keluhan ringan dan sedang. Berdasarkan uji korelasi spearman rank didapatkan dari 7 faktor ada 5 faktor yang memiliki hubungan dengan gejala MSDs yaitu usia, masa kerja, pendidikan terakhir, kondisi kerja, dan bidang pekerjaan, 2 faktor lainnya tidak memiliki hubungan dengan gejala MSDs yaitu jenis kelamin dan mengikuti pelatihan K3.