Lebah Trigona sp memiliki ciri khas lebah tanpa sengat atau yang biasa dikenal sebagai lebah kelulut (stingless bee). Lebah jenis ini dapat mengumpulkan nektar dari beberapa spesies tanaman yang ada disekitar sarang tempat tinggalnya. Oleh karena itu, budidaya lebah kelulut yang dilakukan pada jenis tanaman tertentu dapat menentukan kualitas madu yang dihasilkan. Berbagai macam ketersediaan sumber pakan sepanjang musim memengaruhi produktivitas lebah kelulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dan mengukur aktivitas antibakteri dari tiga jenis madu lebah kelulut yang berbeda, yaitu madu dari lebah Homotrigona fimbriata, Lepidotrigona terminata, dan Tetragonula fuscobalteata. Analisis fitokimia dilakukan dengan 8 parameter yang berbeda, aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar sumuran dengan menggunakan Cutibacterium acnes, Escherichia coli, Streptococcus mutans, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Hasil pengujian fitokimia menunjukkan keseluruhan sampel mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan tanin, serta sebagian sampel mengandung saponin dan kumarin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ketiga jenis madu kelulut pada bakteri Cutibacterium acne paling tinggi adalah madu H. fimbriata, yaitu sebesar 62,94%, untuk pengujian antibakteri Escherichia coli paling tinggi adalah madu H. fimbriata, yaitu sebesar 48,12%, untuk pengujian antibakteri Streptococcus mutans paling tinggi adalah madu H. fimbriata, yaitu sebesar 49,99%, untuk pengujian antibakteri Staphylococcus epidermidis paling tinggi adalah madu H. fimbriata, yaitu sebesar 52,17%, dan untuk pengujian antibakteri Staphylococcus aureus paling tinggi adalah madu H. fimbriata, yaitu sebesar 56,28%