Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan diversi terhadap anak di Kota Samarinda sebagai upaya mencegah perilaku kriminal di masa depan. Diversi, yang diatur dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, adalah mekanisme alternatif yang bertujuan untuk menghindarkan anak dari sistem peradilan formal dengan mengutamakan rehabilitasi daripada hukuman. Masalah utama yang dikaji adalah bagaimana efektivitas diversi dalam mencapai tujuan rehabilitasi serta peran persetujuan para pihak dalam pelaksanaan diversi di Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode sosio-legal, yang menggabungkan pendekatan yuridis dengan studi sosial melalui wawancara mendalam dengan aparat penegak hukum dan observasi langsung di lapangan. Data dikumpulkan dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Samarinda dan Unit RENAKTA Polda Kaltim untuk memahami lebih lanjut implementasi diversi di Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversi di Kota Samarinda efektif dalam mengurangi dampak negatif sistem peradilan formal terhadap anak, meskipun terdapat beberapa kendala, seperti ketidaksepakatan restitusi antara pihak pelaku dan korban serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang diversi. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan diversi, diperlukan edukasi masyarakat, peningkatan koordinasi antar-lembaga, serta dukungan kebijakan yang lebih kuat dari pemerintah dan lembaga terkait.