Spotify adalah aplikasi layanan musik digital, podcast, dan video yang memberikan akses ke jutaan lagu dan konten lain dari kreator di seluruh dunia yang memiliki fitur berbayar yang disebut Spotify Premium. Layanan Spotify Premium memberikan kemudahan bagi penggunanya. Memperjualbelikan layanan premium tersebut tanpa seizin pencipta melanggar hak cipta aplikasi tersebut, yaitu hak ekonominya. Selain itu, menimbulkan kerugian dari segi hak ekonomi terhadap pencipta dan/atau pemegang hak cipta atas aplikasi Spotify. Penelitian ini menggunakan pendekatan doktrinal yang berbasis pada kepustakaan dengan menganalisis bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dalam penelitian ini terdapat dua pokok pembahasan, yaitu menganalisis kedudukan hukum terhadap para pihak pada lisensi Spotify dan menganalisis perlindungan hukum terhadap aplikasi Spotify atas penjualan layanan premium secara ilegal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedudukan hukum para pihak pada lisensi Spotify yakni terkait hak dan kewajiban dalam penggunaan layanan Spotify Premium dimana Spotify sebagai penyedia layanan dan
pengguna sebagai penerima lisensi. Namun, tindakan penjualan layanan premium secara ilegal merupakan tindakan yang tidak berdasarkan isi dari lisensi perjanjian penggunaan. Selanjutnya, bahwa perlindungan hukum terhadap hak cipta aplikasi Spotify berupa perlindungan hukum preventif dan represif dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun, penerapan perlindungan hukum belum maksimal dikarenakan bersifat delik aduan sehingga memerlukan adanya aduan dari
pencipta atau pemegang hak cipta aplikasi Spotify untuk dapat ditindaklanjuti.