Formasi Manumbar terdiri dari batulumpur dan batugamping yang kaya akan foraminifera kecil yang mewakili umur Miosen Tengah oleh Sukardi dkk. (1995). Pemahaman mengenai batugamping lebih mendalam seperti analisis mikrofasies dapat memberikan informasi mengenai lingkungan pembentukan batugamping secara terperinci yang didasarkan pada pengamatan petrografi dengan mempertimbangkan aspek paleontologi dan sedimentologi. Penelitian dilakukan pada Daerah Kaubun dan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menentukan tipe standar mikrofasies yang dikemukakan oleh Flügel (2004) lalu dihubungkan dengan zona fasies menurut Wilson (1975). Berdasarkan hasil pemetaan geologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Batulempung Cipta Graha dan Satuan Batulanau Bukit Makmur yang berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir (N13-N17). Kondisi geomorfologi daerah penelitian tersusun atas dua bentuk asal, yaitu bentuk asal struktural dengan bentuk lahan perbukitan monoklinal dan bentuk asal denudasional dengan bentuk lahan perbukitan sisa dan dataran nyaris. Analisis mikrofasies dilakukan berdasarkan pengamatan petrografi sayatan tipis batugamping dengan berfokus kepada jenis, ukuran, asosiasi komponen penyusun batugamping, dan kelimpahannya. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada studi ini, didapatkan tipe standar mikrofasies yang berkembang di Formasi Manumbar Daerah Kaubun dan Kaliorang, yaitu Orbulina mud-wackestone (SMF 3), Amphistegina packstone dan Lepidocyclina rudstone (SMF 4). Penetapan tipe standar mikrofasies ini sangat penting sebagai dasar interpretasi dan rekonstruksi lingkungan pengendapan. Kemudian tipe standar mikrofasies dihubungkan dengan zona fasies menurut Wilson (1975), batugamping daerah penelitian terendapakan pada zona fasies tepi dangkalan dalam (FZ3).