Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang dilarang penggunaannya dan dinyatakan sebagai pewarna berbahaya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.445/MenKes/Per/V/1998 karena dapat mengiritasi saluran pernafasan, bersifat karsinogenik, dan akumulasinya dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Rhodamin B sering disalahgunakan untuk mewarnai produk makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Rhodamin B pada lipstik yang diperjualbelikan di wilayah Kota Samarinda secara kualitatif dengan menggunakan metode KLT dan Rapid Test Kit serta untuk mengetahui kadar Rhodamin B pada lipstik yang dijual di Kota Samarinda secara kuantitatif dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Sampel lipstik diambil dari beberapa toko di Kota Samarinda. Analisis Rhodamin B dilakukan dengan metode analisis kualitatif KLT dan Rapid Test Kit, serta analisis kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji Rhodamin B standar menghasilkan warna noda merah muda secara visual, disemprot dengan H2SO4 10% berwarna coklat muda, di bawah sinar UV 366 nm berwarna kuning neon, dan 254 nm berwarna jingga neon dengan harga Rf 0,73. Sampel kosmetik tersebut dibandingkan nilai Rf dan warna fluoresensi dengan standar Rhodamin B. Dari 14 sampel yang diuji, terdapat 2 sampel kosmetik yang positif dengan nilai Rf lipstik J (0,66) dan lipstik M (0,64), didukung dengan hasil dari Rapid Test Kit, terjadi perubahan warna ungu pada kedua lipstik tersebut. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar Rhodamin B pada lipstik J sebesar 1633,4 ppm dan lipstik M 969,41 ppm.