Thalasemia adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan sel darah merah, yang mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi rendah dan memerlukan transfusi darah seumur hidup bagi penderitanya. Transfusi darah yang dilakukan seumur hidup ini tentunya dapat menimbulkan beberapa gangguan didalam tubuh jika tidak dilakukan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien, profil penggunaan obat, dan rasionalitas serta efektivitas dari terapi thalasemia. Metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan menganalisis data rekam medis pasien di rumah sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda periode Januari 2022 - Desember 2023. Sampel diambil dengan teknik total sampling berdasarkan kriteria inklusi yang didapat sebanyak 17 pasien dari total populasi ialah 40 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien berusia 1-4 tahun (47,05%), jenis kelamin perempuan (58,82%), berat badan 10-15 kg (47,05%), serta golongan darah B (35,29%) dan O (35,29%). Pada pengeboatan thalasemia, jenis transfusi yang paling banyak digunakan ialah PRC (88,23%), kelasi besi terbanyak digunakan ialah deferasiroks (35,29%) dan suplementasi paling banyak ialah asam folat + vitamin C (41,17%). Rasionalitas pengobatan menunjukkan ketepatan indikasi dan rute pemberian 100%, dengan 67,56% tepat interval waktu dan 64,81% tepat dosis. Meskipun transfusi efektif meningkatkan kadar hemoglobin, 66,66% pasien masih memiliki kadar Hb di bawah rentang normal. Kadar Hb pra-transfusi sebagian besar berada di bawah 9 g/dL (94,11%), dengan frekuensi transfusi yang umum dilakukan setiap 2-5 minggu (45,09%).