Pemanfaatan hutan baik pada hutan lindung maupun hutan produksi dapat dilakukan dengan mengurus PBPH melalui multi usaha kehutanan. Perusahaan kehutanan memiliki kewajiban dalam pengelolaan hutan, skema pemantauan yang dapat dilakukan dalam jangka panjang yaitu dengan membuat Petak Ukur Permanen (PUP). PUP bermanfaat untuk memberikan informasi tentang perubahan keanekaragaman hayati, pertumbuhan, kematian dan regenerasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komposisi jenis, struktur tegakan, dan riap tegakan pada salah satu perusahaan yang telah melaksanakan PUP yaitu PT Karya Lestari di Kalimantan Utara dan PT Adimitra Lestari di Kalimantan Timur. Hasil menunjukan bahwa PT Karya Lestari terdapat 35 jenis PT Adimitra Lestari sebanyak 16 jenis. Struktur tegakan pada PT Karya Lestari yang menerapkan RIL akan lebih menguntukan dikarenakan jumlah kerapatan pada klaster pohon ukuran komersilnya mencapai 10.000 batang/ha. Sedangkan PT Adimitra Lestari hanya memiliki 5000 batang/ha.Riap diameter PT. Karya Letari yang menerapkan teknik penebangan RIL ratarata riap diameter per jenis adalah ± 1, jika di bandingkan dengan PT. Adimitra Lestari yang rata-rata riap dimater perjenisnya hanya ± 0.8. Riap tinggi PT. Karya Letari yang menerapkan teknik penebangan RIL rata-rata riap diameter per jenis adalah ± 1.6, jika di bandingkan dengan PT. Adimitra Lestari yang rata-rata riap dimater perjenisnya hanya ± 0.6. Riap volume PT. Karya Letari yang menerapkan teknik penebangan RIL rata-rata riap diameter per jenis adalah ± 0.090, jika di bandingkan dengan PT. Adimitra Lestari yang rata-rata riap dimater perjenisnya hanya ± 0.064. Berdasarkan variable yang dibandingkan, PT Karya Lestari yang menerapkan Teknik pemanenan RIL dapat menjaga komposisi jenis dan kelas diameter komersil dengan lebih baik sehingga secara ekonomi dan ekologi lebih menguntugkan.